Thursday 21 June 2018

Unsur-Unsur Kebudayaan dari Desa Waru, Desa Lehema dan Desa Geser yang ada di Kabupaten Seram Bagian Timur

KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR

Kabupaten Seram Bagian Timur
Moto: Ita Wotu Nusa (Kita Membangun Daerah)

Kabupaten Seram Bagian Timur adalah salah satu kabupaten di provinsi Maluku, Indonesia. Ibukota kabupaten ini menurut UU tersebut terletak di Dataran Hunimoa, akan tetapi pusat kegiatan termasuk pemerintahan sementara berlangsung di Bula.

Secara geografis luas wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur seluruhnya kurang lebih 15.887,92 Km2 yang terdiri luas laut 11.935,84 Km2 dan luas daratan 3.952,08 Km2. Karena secara geografis Kabupaten Seram Bagian Timur terletak di antara Benua Australia dan Benua Asia serta masih dalam kawasan lintang tropis dan dikelilingi oleh laut yang cukup luas, maka iklim yang terdapat di kabupaten ini adalah iklim musim dan iklim taut tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun.

Kabupaten ini berasal dari hasil pemekaran kabupaten Maluku Tengah yang terdiri dari:
Kecamatan Siwalalat, Kecamatan Bula, Kecamatan Pulau Gorom, Kecamatan Seram Timur, Kecamatan Werinama, Kecamatan Wakate, Kecamatan Tutuk Tolu, Kecamatan Teor, Kecamatan Pulau Panjang, Kecamatan Bula Barat, Kecamatan Kilmury, Kecamatan Gorom Timur, Kecamatan Teluk Waru, Kecamatan Siritaun Wida Timur, Kecamatan Kian Darat dan Kecamatan Ukar Sengan

Daerah ini terpisah atas tiga bagian utama yaitu Pulau Seram (Bagian Timur), Kepulauan Gorom dan Kepulauan Watubela. Sarana dan prasara pendidikan di Kab. SBT masih terbatas sehingga menyebabkan rendahnya kualitas sumberdaya manusia serta rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat.

Bagaimana dengan Agama?
Sesuai amanat Undang-Undang Dasar, dalam mendukung pemeluk agama menjalankan agama yang dianutnya maka perlu disediakan fasilitas peribadatan sesuai jenis agama yang dianut masyarakat SBT. Agama yang dianut masyarakat SBT adalah Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan Hindu.
Data jumlah penduduk miskin di Kab. SBT, berdasarkan data survey Pemkab SBT tahun 2006 tercatat sebanyak 20.766 Rumah Tangga Miskin (62%). Jumlah RTM yang memperoleh bantuan langsung tunai (BLT) sebanyak 6719RTM dengan nilai bantuan per RTM per triwulan sebesar Rp.300.000. Sedangkan jumlah Komunitas Adat Terpencil (th.2006) sebanyak 190 KK yang tersebar pada Kecamatan Bula dan Tutuktolu.

Indikator status kesehatan masyarakat menunjukkan pelayanan kesehatan masih memerlukan upaya pemerataan, perbaikan, maupun peningkatan. Gambaran derajat kesehatan balita: Balita Gizi Lebih 0,94%, Balita Gizi Baik 81,94%, Balita Gizi Buruk 0,12%, Balita Gizi Kurang 16,97%.

Kondisi Sosial. Hasil assesmen diketahui jumlah penduduk Kab. SBT tahun 2006 adalah 117.133 jiwa. Golongan terbesar pada penduduk berusia 21-30 tahun. Kemudian, penduduk dalam golongan usia 31 – 40 tahun sebanyak 27.377 jiwa. Kedua kategori usia ini adalah usia produktif yang secara kuantitatif berjumlah 56.272 jiwa dari total penduduk yang ada di Kab. SBT. Komposisi penduduk usia 20 – 20 tahun yakni sebanyak 23,104 jiwa kemudian kelompok usia 0 – 10 tahun sebanyak 22.508 jiwa, usia 41 – 50 tahun 7.710 jiwa, 51 – 60 tahun 3.334 jiwa, dan diatas 60 tahun 1.969 jiwa.

SBT memiliki sumber daya Alam yang memadai diantaranya ada di Sektor Perikanan dan kelautan Potensi lestari sektor perikanan meliputi ikan permukaan (pelagis) dan ikan dasar (demershal). Disamping itu masih terdapat berbagai potensi kelautan bernilai ekonomis tinggi seperti teripang, lola, cumi-cumi, kepting, udang penaide, dll. Sektor Pertanian Luas lahan potensial 131.364 Ha.  Sektor Perkebunan Luas lahan potensial 99.212Ha (75,51%), sampai saat ini baru dikelola 340,13Ha (6,69%). Sektor Pertambangan Meliputi pertambangan umum dan pertambangan migas.

Transportasi pada tahun 2006, teridentifikasi panjang jaringan jalan yang berhasil dibangun 532,20KM (Rincian: Jalan Aspal 29,50KM, Jalan Kerikil 178,20KM, Jalan Tanah 298,50KM, Jalan Semen 6KM, jalan yang belum terbuka 46,5KM. Jembatan Darat teridentifikasi 188 buah dengan total panjang bentangan kurang lebih 8.562 meter. Sedangkan jembatan darat yang terdapat pada jalan antar wilayah dan lingkar pulau sebanyak 143 unit dengan total panjang bentangan kurang lebih 4127 meter. Pelayanan transportasi laut terdiri atas pelayaran nasional dan pelayaran swasta. Frekuensi kedatangan dan keberangkatan untuk rute Ambon – Bula – Geser – Gorom adalah 3 kali dalam sebulan dilayani oleh swasta.

Upacara Adat yaitu; Upacara pelantikan raja pada Desa-desa di Kabupaten Seram Bagian Timur pada umumnya hampir sama. Berbagai macam acara ritual seperti berziarah ke makam leluhur, proses pemandian, sampai dengan proses pelantikan yang dihiasi dengan tarian adat dan upacara adat lainnya, seperti pengambilan sumpah dan lain-lain.


Tarian Adat yaitu; 
  1. Tarian Cakalele adalah tarian adat yang menggambarkan keperkasaan pasukan adat yang siap melawan semua musuh yang datang mengganggu kedaulatan dan wilayah adat di Seram Bagian Timur.
  2. Tari Lusi adalah tarian yang ditampilkan pada acara pelantikan raja maupun penyambutan tamu-tamu istimewa.Tarian ini menceritakan awal mula kejadian Pulau Gorom, Amar sekaru dan Pulau Pajang.
  3. Tari Lidi adalah tarian yang ditampilkan untuk menyambut kedatangan raja. Tarian ini menceritakan tentang awal mula terbentuknya Gunung Batik dan perkampungannya.
  4. Tarian Dabus adalah salah satu tarian yang diadopsi dari budaya Iran.
  5. Tarian Woli-Wosa adalah tarian yang menceritakan perjuangan pasukan kora-kora (angkatan laut) Kesultanan Tidore yang pernah Berjaya melawan penjajah Portugis di sepanjang wilayah perairan Seram Bagian Timur.
  6. Tarian Sawat adalah tarian khas Seram Bagian Timur yang ditampilkan dihampir semua upacara adat. Tarian ini diiringi oleh hentakan rebana dan tiupan suling yang khas.
  7. Tari selamat datang hanya dipentaskan untuk menyambut tamu-tamu istimewa yang dating ke Desa-desa di Seram Bagian Timur.

Makanan tradisional masyarakat di Seram Bagian Timur sama dengan makanan orang Maluku pada umumnya. Dalam cara makan patita (makan bersama) misalnya yang menjadi menu utama adalah kasbi rebus/singkong rebus, papeda, sagu kering, sagu lombo, ubi-ubian rebus, pisang rebus, colo-colo bawang balabu, bakasang, ikan bakar, ikan asar/ikan asap, koho-koho/sejenis sasimi dan lain-lain.

Kerajinan tradisional banyak terdapat di Seram Bagian Timur. Kerajinan tradisional antara lain; elie tiara, goyang-goyang/ayakan, porno/porna sagu, tiara/tikar, salola/tempat sirih pinang dan lain-lain. Elie tiara adalah kerajinan tradisional yang terbuat dari daun tikar dan juga dari daun kelapa. Elie tiara biasanya dianyam berbentuk segi empat, ukuran besar kecil dari elie tiara tersebut tergantung dari selera pembuat. Elie tiara digunakan oleh masyarakat sebagai tempat makanan berupa ubi-ubian dan sayuran yang sudah masak maupun yang belum dimasak. Goyang-goyang/Ayakan terbuat dari bamboo belah dan rotan belah, dianyam berbentuk segi empat dan anyaman tidak rapat melainkan agak jarang. Berfungsi untuk menampi tepung sagu. Porno terbuat dari tanah liat, adalah salah satu gerabah yang difungsikan sebagai wadah memanaskan/membakar tepung pati sagu menjadi sagu lempeng. Bahan dasar Tiara/tikar adalah dari daun tikar yang dianyam berbentuk segi empat. Tiara biasanya digunakan oleh masyarakat di Seram Bagian Timur sebagai tempat sholat, tempat menghidangkan makanan dan juga sebagai tempat duduk keluarga bersantai. Salola terbuat dari daun tikar atau daun kelapa yang dianyam berbentuk kotak segi empat dengan bagian atas atau bagian mulut berbentuk bundar. Fungsi dari salola adalah wadah untuk mengisi sirih, pinang, tembakau dan kapur makan. Kegunaan lainya itu untuk menjamu tamu pada upacara-upacara adat.

Saya mencoba membahas beberapa Desa sebagai contoh untuk menunjukan kekayaan dari Kabupaten Seram Bagian Timur diantaranya :
  
1. Desa Waru, Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur  

Desa Waru masuk dalam gugus pulau I ini dan masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Bula. Gugus pulau II meliputi Kepulauan Wakate (Watubela, Kesui, dan Teor) dengan jumlah penduduk 13.216 jiwa. Gugus pulau yang berada dalam wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur ini beriklim tropis cenderung panas dengan curah hujan berkisar > 1.500 mm/tahun dan memiliki pertumbuhan penduduknya sebesar 2%. Topografi dan tata letak wilayah Seram Bagian Timur yang berupa kepulauan ini, khususnya wilayah Waru, membuat pola pikir orang dan cara hidupnya sangat erat hubungannya dengan segala hal yang berkaitan dengan laut dan pantai.

 2. Desa Lahema, Kecamatan Wakate, Kabupaten Seram Bagian Timur 
        Secara administratif pemerintahan Desa Lahema berada dalam wilayah Kecamatan Wakate Kabupaten Seram Bagian Timur dengan batas-batas geografis sebagai berikut: Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Utta, Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ilili, Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Banda, Sebalah Utara berbatasan dengan Desa Effa. 

3. Desa Geser, Kabupaten Seram Timur

Geser memiliki pulau yang berbentuk cincin yang memang tak miliki puncak apalagi gunung serta tak berujung, yang dijuluki Singapura Timur pada masa-masa keemasannya yang letaknya dipropinsi Maluku, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kecamatan Seram Timur ini dihuni pertama kalinya, tak ada catatan pasti dari kejadian ini, sebab sudah beribu-ribu tahun lamanya,  namun menurut sumber yang saya dapat dari penerus sejarah bahwa sebelum terciptanya pulau atol ini telah ada pulau Seram Laut yang sudah didiami oleh orang-orang saat itu, dan ada seorang (namanya dirahasiakan) yang tinggal diseberang (seram laut),  bermimpi akan terbentuknya sebuah pulau baru yang kecil berbentuk bulat yg dikelilingi oleh laut akan timbul sebagai daratan yang nantinya akan menjadi tempat tinggal dan rumahnya selamanya disana, dan keesokan harinya benar adanya sebuah pulau yang malamnya dimimpikan itu telah nampak dari kejauhan, namun awalnya masih seperti batu besar, dan lama kelamaan bermunculan pepohonan yg tumbuh disana dari situlah seseorang tersebut datang pertama kalinya menginjak kakinya pada pulau ini dan mendiami serta menetap di pulau Geser itu


Selengkapnya klik, Kebudayaan di Seram Timur Untuk mendownload Filenya

Sumber Bacaan :



  1. Bartels Dieter. IN DE SCHADUW VAN DE BERG NUNUSAKU (di Bawah Bayang-bayang Gunung Nunusaku).
  2. Http://sejarahgeser.blogspot.com/ Diakses tanggal 24 Mei 2016
  3. Http://trevellersindo.blogspot.in/2014/08/pulau-geser-sensasi-pulau-terapung.html Diakses tanggal 26 mei 2016
  4. Http://infotimurseram.blogspot.co.id/2016/01/wista-budaya-di-sbt.html Diakses tanggal 24 Mei 2016
  5. Https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Seram_Bagian_Timur.  Diakses tanggal 24 Mei 2016
  6. Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta.
  7. Naryo. 2010. Bagaimana Dampak Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur Terhadap Solidaritas Masyarakat di Desa Lahema Kecamatan Wakate?. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ambon : Universitas Patimura
  8. Pattinama. Weldemina. Jurnal Penelitian, Vol. 7, No. 5.Edisi November 2013. Pakaian Tradisional Masyarakat Di Seram Bagian Timur. Ambon : Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon.
  9. Taurn. Odo. Deodatius. 1918. Patasiwa dan Patalima : Tentang Pulai Seram di Maluku dan Penduduknya Sebuah Sumbangan untuk Ilmu Bangsa-bangsa. Leipzig.

1 comment:

  1. Bisa di masukan komentarnya kalau ada yang mau di tambahkan...
    Makasih

    ReplyDelete