Tuesday 26 June 2018

”Homiletik : Prinsip Dan Metode Berkhotbah”

Review Book : ”Homiletik : Prinsip Dan Metode Berkhotbah”
Pengarang : Pdt. Hasan Sutanto, D. Th
Penerbit : Literatur Seminari Alkitab Asia Tenggara
Tahun/Halaman : 2012 / 379 halaman


Siapa Pdt. Hasan Sutanto, D. Th?  Pdt. Hasan Sutanto, D. Th., mendapat pendidikan teologis di Seminari Alkitab Asia Tenggara. Azusa Pacific University, New Brunswick Theological Seminary, dan East Asia Graduate School of Theology masing-masing dengan gelar B. Th., M.A., M. Div., M.Th., dan D. Th. Beliau pernah melayani di Gereja Persekutuan Kristen, Pangkalpinang: Gereja Kristen Jakarta, Jakarta : Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang: dan Trinity Theological Collage, Singapura.  Beban pelayanannya adalah mengajak umat Tuhan membangun iman kristiani berdasarkan Alkitab, dan meningkatkan mutu pendidikan teologis di Indonesia. Itulah sebabnya perhatiannya dicurahkan kepada penerjemah Alkitab, penulis tafsiran, dan pelayanan berkhotbah. Kini beliau sedang menerjemahkan dan menyampaikan menyusun Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Toinghoa dan Konkordansi Perjanjian Baru (PBIK-Tionghoa).


Karya lain Pdt. Hasan Sutanto :


  1. Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Toinghoa dan Konkordansi Perjanjian Baru (PBIK-Indonesia).
  2. Hermeneutik : Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab
  3. Surat Yakobus : Berita Perdamaian yang Patut Didengar


Buku yang ditulis Pdt. Hasan Sutanto, D. Th ini adalah buku cetakan ketiga. Cover buku ini memiliki paduan warna hijau dan kuning, gambarnya abstrak Alkitab yang di atasnya bertuliskan judul dari buku tersebut. Sedangkan bagian belakang dari buku ini bertuliskan riwayat penulis serta foto dari penulis tersebut. Sistematika penulisan juga baik sehingga pembaca tidak akan melewatkan setiap tulisan yang dipaparkan oleh penulis.

Uraian dari isi bukunya ini sangatlah baik dan sangat berguna bagi saya. Awalnya di mulai dengan pendahuluan yang berisikan tentang definisi homiletika menurut beberapa pandangan ahli yang artinya berkaitan dengan penyelidikan, pembahasan, perkembangan ilmu dan praktik berkhotbah. Selanjutnya penulis menjelaskan tentang topik-topik dalam homiletik, sejarah singkat pelayanan berkhotbah, definisi khotbah, beberapa perbandingan antara berkhotbah dengan mengajar, tafsiran, dengan, penyelidikan Alkitab, pekabaran Injil secara pribadi, kesaksian, pidato, ceramah dan bercerita. Selain itu juga ada hal yang penting mengenai pelayanan berkhotbah serta jenis berkhotbah.

Bab pertama berbicara tentang bagaimana seorang pengkhotbah harus mengenal jati dirinya hal ini penting karena akan menimbulkan rasa bangga serta tanggung jawab dalam hati pengkhotbah bahwa dia adalah seorang utusan injil, nabi, gembala, pengajar dan saksi. Selain dia mengenal jati dirinya dia juga memiliki hubungan dekat dengan Allah, moralitasnya tinggi, kepribadian yang bisa dikendalikan dan harus memiliki persiapan dalam berkhotbah.

Bab ke-2 berbicara tentang 3 unsur dalam berkhotbah yang memiliki kaitan erat satu dengan yang lain yaitu penafsiran, pesan dan komunikasi. Berdasarkan penafsiran, pengkhotbah beroleh pesan yang akan disampaikan melalui kominikasi yang baik sehingga pesan disampaikan dengan hidup.

Bab ke-3 berbicara tentang tiga jenis khotbah yaitu, khotbah tekstual, ekspositori dan topikal. Dengan membandingkan ketiga naskah khotbah dalam bab ini, kita mampu dan dapat menemukan persamaan khotbah dalam hal unsur-unsur dasar dan  perbedaan dalam hal penyampaian.

Bab 4 dan 5 penulis membawa kita untuk mulai melakukan penulisan berkhotbah dengan mulai menentikan ide, penafsiran, penulisan garis besar atau plot serta disusun dalam dua bentuk khotbah yaitu khotbah yang terdiri atas beberapa butir dan khotbah naratif. Dan bab terakhir menjelaskan tentang penyampaian khotbah secara lisan di dalamnya menjelaskan tentang bagaimana seorang pengkhotbah dapat menyampaikan khotbahnya dengan baik serta memperhatikan langkah-langkah serta syarat-syaratnya. Bagaimana syaratnya? Yaitu : pertama yang harus dilakukan pengkhotbah adalah berdoa dan bersandar pada Tuhan, harus menjadi pengkhotbah yang unik dengan cara menjadi diri sendiri, harus menguasai naskah khotbah, dapat menenangkan diri, manfaatkan kelebihan komunikasi lisan, memakai bahasa lisan yang baik, penampilan yang baik, juga pengkhotbah harus melihat suara, bahasa tubuh, anggota tubuh serta kontak mata dalam menyampaikan khotbah.

Dari uraian di atas saya dapat katakan bahwa memang buku ini sangat bermanfaat karena buku ini berbeda dengan buku-buku yang lain karena penulis memperhatikan komunikasi lisan sebagai hal yang penting juga dalam menyampaikan Khotbah.

Kelebihan dari buku ini adalah bahwa buku ini menekankan pentingnya personalitas pengkhotbah. Pengkhotbah yang berbobot menyampaikan khotbah yang berkualitas. Khotbah tidak sama dengan pidato. Khotbah harus dibuat berdasarkan penafsiran yang bermutu. Tanpa menggali kekayaan Alkitab, isi khotbah akan menjadi dangkal. Jadi pengkhotbah perlu memperhatikan unsur penafsiran, pesan, dan komunikasi. Khotbah tidak hanya terbatas pada khotbah tekstual, ekspositori dan topikal. Ada banyak macam khotbah, di antaranya, khotbah naratif. Buku ini dilengkapi dengan langkah-langkah praktis menulis dan menyampaikan khotbah. Penyampain khotbah pun harus memperhatikan faktor di dalam atau bahkan di luar diri pengkhotbah.

Bahasa yang dipakai dalam buku ini tidak berbelit-belit atau menggunakan bahasa yang sulit di mengerti, tapi bahasanya sederhana dan mampu dimengerti oleh semua orang dari kalangan apapun. Selain itu awal dari bagian bab kepenulisannya juga disertai dengan pandangan atau kata mutiara dari para ahli tentang homiletik, sehingga pembaca tersentuh dan tertarik untuk membacanya. Itu sebabnya buku Homiletik: Prinsip dan Metode Berkhotbah berguna bagi mahasiswa yang mendapat pelajaran homiletika, karena sangat membantu dan menolong mahasiswa tersebut.

Setiap buku walaupun itu baik namun pasti memiliki kelemahan dan kelemahan dari buku ini adalah paduan warna cover yang tidak menarik minat pembaca untuk membacanya, walaupun isi dari buku ini sangat baik, selain itu juga di setiap bab ada bagian-bagian di mana penulis mengajak pembaca melihat bab-bab lainnya, sehingga bila membaca buku ini kita harus membuka bagian-bagian lainnya juga.

Dari kelebihan dan kekurangan buku ini maka dapat saya katakan bahwa buku ini sangatlah baik untuk dibaca bagi mahasiswa dan bahkan kaum awam yang ingin mengembangkan dirinya dalam hal berkhotbah. Saya memberi nilai buku ini 95 karena sangat baik.

No comments:

Post a Comment