Tuesday, 26 June 2018

Review Book : ”SUPREMASI ALLAH DALAM KHOTBAH”
Pengarang : John Piper
Penerbit : Momentum Christian Literatur
Tahun/Halaman : 2009 / xix + 114 halaman.

John Piper adalah pendeta pengkhotbah di Bethlehem Baptist Church di Minneapolis. Selain menjadi pembicara seminar yang terkenal, di juga menulis banyak buku laris, termasuk karya klasiknya Disiring God (mendambakan Allah), God’s Passion for His Glory(Gairah Allah bagi Kemuliaan-Nya), The Pleasures of God (Kesukaan Allah) dan ikut menyunting Sex and the Supremacy of Christ (Seks dan Supremasi Kristus). Semua buyku ini telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia.

Khotbah yang tidak memiliki aroma kebesaran Allah mungkin terasa menghibur untuk sesaat, kata John Piper, tetapi tidak dapat menyentuh jeritan tersembunyi dari jiwa: Perlihatkanlah Kemuliaan-Nya Piper yakin bahwa tidak ada masalah kehidupan yang tidak bisa dipulihkan. Pengenalan yang sejati akan keagungan Allah, keyakinan yang telah dibuktikan melalui bebebrapa dekade pelayanan khotbah yang berpusat pada keagungan dari supremasi Allah yang telah membuahkan perubahan-perubahan positif dalam kehidupan jemaatnya.

Piper mengajak setiap pelayan Firman untuk melihat melampaui teknik homiletika kepada esensi yang jauh lebih penting : Supremasi Allah dalam Khotbah. Dengan mengikuti teladan pemikiran yang Alkitabiah dari Jonatan Edwars, tokoh Injili terbesar dalam sejarah gereja Amerika, Piper memaparkan prinsip-prinsip khotbah yang sungguh-sungguh memuliakan Allah dan membangun jemaat.

Buku yang ditulis oleh John Piper ini adalah buku cetakan kedua pada tahun 2009 yang sebelumnya yaitu cetakan pertama pada tahun 2008, buku ini memiliki judul asli yaituThe Supremacy of God in Preacing diterjemahkan oleh Andy Kosasih. Covernya menarik yaitu potret alam yang mengambarkan tentang kehadiran Allah, di cover terdapat sanjak yang menarik dari J. I. Packer :“Obat kuat bagi pengkhotbah yang lelah – sebuah buku yang menggali begitu dalamnya sampai pada theology, strategi dan spiritualitas dari pelayan mimbar” kalimat ini adalah kalimat pembuka yang membuat orang tertarik untuk membaca buku ini dan memang itulah yang dibutuhkan oleh seorang pengkhotbah yang baik.Buku menarik dan wajib dibaca oleh semua orang karena membuat siapapun yang ingin untuk berkhotbah kembali melihat pentingnya tujuan berkhotbah.


Uraian isi buku


Bagian pertama dari buku ini menekankan tentang apa sih tujuan kita berkhotbah. Intinya adalah bahwa segala sesuatu yang kita lakukan harusnya Allah dimuliakan, tema utama dari buku ini adalah supremasi Allah dalam khotbah di mana tujuan Allah adalah meninggikan diri-Nya bukan si pengkhotbah.Tujuan Khotbah kemuliaan Allah, Dasarnya Salib Yesus dan Karunia khotbah itu sendiri adalah kuasa Roh Kudus. Dalam bagian ini juga ada hal yang sangat penting ditekankan yaitu kita sebagai pengkhotbah terbeban untuk menegaskan supremasi Allah di dalam khotbah -  bahwa nada dominan dari khotbah adalah kebesaran anugerah Allah yang berdaulat, bahwa tema yang menyatukan adalah keberadaan Allah bagi kemuliaan-Nya sendiri, objek utama khotbah adalah keberadaan Allah yang tidak terbatas dan tidak terselami, dan atmosfir yang meresapi dari khotbah adalah kekudusan Allah. Maka ketika berkhotbah harus mengangkat hal-hal daam kehidupan sehari-hari (keluarga, pekerjaan, kesenangan, persahabatan) atau krisis-krisis di zaman kita (AIDS, perceraian, kecanduan, depresi, pelecehan, kemiskinan, kelaparan dan hal yang paling buruk) masalah-masalah ini tidak sekedar diangkat, tetapi semuanya harus dibawa kedalam hadirat Allah. Bagian ini secara keseluruhan menjelaskan tentang tujuan khorbah yaitu kepada kemuliaan Allah berdasarkan pada beberapa orang yang memiliki pengalaman yang luar biasa bersama Allah itu sendiri.

Bagian kedua berbicara tentang Dasar Khotbah yaitu Salib Kristus di mana Kristus yang direfleksikan dalam ketaatan ciptaan-Nya di dalam sukacita. Ada dua hal penting dalam berkhotbah yaitu : 1. Salib sebagai dasar Validitas khotbah 2. Salib sebagai dasar kerendahan hati berkhotbah.kedua hal ini menekankan tentang Allah yang berdaulat dan salib sebagi kuasa Allah untuk menyalibkan kesombongan setiap orang baik pngkhotbah maupun jemaat. Maka kesimpulannya adalah bahwa salib Kristus bukan hanya menyediakan sebuah fondasi bagi validitas khotbah namun memampukan kita untuk memberitakan kabar baik bahwa Allah yang benar dapat dan akan dimuliakan dalam ketaatan penuh sukacita dari orang-orang berdosa tetapi juga menyediakan fondasi bagi kerendahan hati khotbah.

Bagian ketiga berbicara tentang Karunia Khotbah, Supremasi Allah dalam khotbah menuntut agar kita benar-benar bergantung pada Roh Kudus dan bahwa karya Roh Allah yang berdaulat menjadi kuasa yang di dalamnya semua hal dicapai. Kenapa karena pengkhotbah hanya bergantung pada kemampuan diri sendiri tanpa pengandalan akan Roh Kudus. Bagian keempat menyatakan bahwa pengkhotbah harus serius namun menunjukan sukacita tentang firman yang diberitakan. Ada saran praktis untuk mengolah keseriusan dan kesukacitaan ini di antaranya adalah berusaha keras untuk memiliki kekudusan praktis yang bersungguh-sungguh dengan penuh sukacita di setiap bagian hidup pengkhotbah, jadikan kehidupan studi sebagai suatu hidup dalam persekutuan yang terus-menerus dengan Allah di dalam doa, bacalah buku-buku yang ditulis oleh orang-orang yang berjuang demi Injil, arahkan pikiran kepada perenungan tentang kematian, pertimbangkan pengajaran Alkitabiah bahwa sebagai seorang pengkhotbah akan dihakimi dengan ukuran yang lebih berat, Yesus sebagai teladan dan berusaha untuk mengenal Allah dan memiliki kerendahan hati.

Bagian-bagian berikut lebih terfokus pada contoh berkhotbah oleh Jonatan Edwars seperti, berusaha menjadikan Allah sebagai pusat, tunduk pada kedaulatan Allah yang indah. Buku ini terfokus pada khotbah yang menjadikan Allah bersupremasi dengan cara membangkitkan afeksi yang kudus, menerangi pikiran, dipenuhi dengan Kitab Suci, memakai analogi-analogi dan gambaran-gambaran, memakai ancaman dan peringatan, meminta suatu respons, menyelidiki kerja hati, berserah pada Roh Kudus dan Doa, hati yang remuk dan lembut, dan bersungguh-sungguh. Jadi menikmati Allah adalah satu-satunya kebahagiaan yang dengannya jiwa-jiwa kita dipuaskan

Kelebihan dari buku ini adalah bahwa penjelasannya sangatlah mudah untuk dimengerti karena sebelum masuk dalam inti penjelasan babnya penulis memakai ilustrasi tentang dirinya sendiri melalui pengalaman pribadi dan cerita-cerita yang membawa pikiran kita sehingga belum membaca seluruh isi bab pun kita sudah pahami. Dengan buku ini juga kita mampu mengerti bahwa Allah turut berperan aktif dalam khotbah, serta ada beberapa cara dan langkah-langkah agar apa yang kita sampaikan dalam khotbah tidak menunjukan bahwa kita hebat dan luar biasa namun Allah lah yang bertahta dalam khotbah tersebut sehingga pengkhotbah menjadi rendah hati dan serius dalam melakukannya.

Kekurangannya adalah lebih menekankan tentang pengalaman dengan Allah sebagai penopang ini baik namun kurang menekankan tentang hidup di dunia sekarang, relasi dengan sesama padahal kita hidup berdampingan dengan yang lain. konteks penulisan buku ini juga tidak sama dengan situasi dan konteks kita yang menekankan pluralitas di mana kita hidup berdampingan satu denga  yang lain.

Dari uraian, kelebihan serta kekurangan dari buku ini maka maka dapat saya katakan bahwa buku ini sangatlah baik untuk dibaca bagi mahasiswa dan bahkan kaum awam yang ingin sekali mengenal Allah lebih dekat, buku ini juga berguna bila di baca dengan konteks kita masing-masing, dari hal itulah maka saya memberikan nilai pada buku ini adalah 90.

No comments:

Post a Comment