Sunday, 24 June 2018

WILAYAH YANG DIKUASAI ISLAM

SEJARAH GEREJA

1.Sesudah tahun 600 timbulah agama islam di Arabia. Lalu dalam waktu kurang dari satu abad orang-orang Arab merebut Asia Barat dan Afrika Utara. Yang terbanyak diantara penduduk wilayah itu adalah orang-orang Kristen.
Segera sesudah muhammad wafat tahun 632, orang-orang arab keluar menyerang kedua negara yang berbatasan dengan Arabia, yaitu kerajaan Persia dan Kerajaan Romawi Timur. Dalam waktu beberapa tahun saja Persia mereka rebut seluruhnya dan Kerajaan Romawi kehilangan Propinsi-propinsinya di timur dan selatan : Siria, Persia, Palestina dan Mesir serta seluruh Afrika Utara. Seluruh daerah yang terbentang dari Lautan Atlantik sampai Sungai Indus (Paskitan) menjadi wilayah khalifat Arab yang gemilang.


Di bagian barat khalifat itu penduduknya orang Kristen semua; di bagian timur orang-orang Kristen meripakan suatu minoritas yang kuat. Pada umumnya mereka tidak mempunyai kedudukan yang baik sebelum datangnya islam: mereka yang di daerah Romawi kena penindasan karena mereka, selaku orang-orang monofisit, tidak mau menerima keputusan-keputusan konsili Chalcedon. Dan mereka yang di Kerajaan Persia, sekalipun penghambat sudah mereda, tidak disukai oleh pemerintah. Karena itu orang-orang Arab disambut sebagai pembebas.

2.Kedudukan orang-orang Kristen dibawa kekuasaan Arab cukup baik, walaupun mereka tidak mempunyai kebebasan penuh dalam hal beragama. Lama kelamaan jumlah anggota gereja menjadi merosot.

Kedudukan orang Kristen dalam khalifat itu dapat dikatakan agak baik, terutama pada abad ke-7. Oleh orang-orang arab diberikan kebebasan beragama pada semua gereja dari golongan apapun. Hanya ada syarat, bahwa mereka tidak boleh berusaha membujuk orang Muslim masuk Kristen dan beberapa pembatasan lain. Ada kewajiban untuk mebayar Jizra, pajak perorangan, sebagai imbalan bagi perlindungan militer yang mereka nikmati.

Oleh karena hukum negara ialah hukum Islam (syariat) maka sulitlah bahwa golongan-golongan Kristen langsung diurus oleh pemerintah khalifat. Untuk itulah golongan-golongan tersebut diberikan status Dhimmi (umat tersendiri yang dikepalai oleh pemimpin kerohaniaannya. Setiap gereja merupakan Dhimmi tersendiri.
Demikianlah misalnya orang-orang Nestorian, yang diantara orang Kristen paling dihormati oleh orang Arab, meripakan dhimmi Nestorian, dibahwa pimpinannya patriakhnya di Bahdad dan seterusnya. Patriakh itu dengan demikian bukan hanya kepala kerohanian, tetapi mengurus soal-soal duniawi juga : ia berfungsi sebagai pemungut pajak dan hakim tertinggi, sebagai Gubernur dan pemberi undang-undang. Keadaan ini sebenarnya tidaklah menguntungkan bagi pelaksanaan tugas kerohaniaanya.

Justu orang-orang nestorianlah yang meneruskan kebudayaan Yunani-Romawi yang tinggi itu kepada orang-orang Arab. Mereka ini menerima kebudayaan itu (bersama unsur dari Persia dan India), sepanjang hal itu sesuai dengan asas-asas agama Islam, lalu mengembangkannya lagi, sehingga khalifat Arab merupakan salh satu negara yang paling maju pada zaman itu, setaraf dengan Kekaisaran Romawi Timur dan Jazirah Tiongkok, Sebaliknya sampai ± tahun 1200 Eropa Barat masih agak terbelakang.

Salah satu daerah tempat aga Kristen paling cepat merosot ialah semenanjung Arabia sendiri. Orang-orang Kristen di Oman terus masuk Islam. Yang di Arabia Utara dan di Yaman juga semakin berkurang jumlahnya. Tetapi pada tahun 1300 masih ada jemaat di Yaman. Di Afrika Utara bagian barat (Maghrib), gereja hilang juga sesudah beberapa abad. Sementara itu dibagian-bagian dari Mesir, Palestina dan Siria, gereja masih merupakan mayoritas penduduk ketika, sekitar tahun 1100, Perang Salib mulai. Justru Perang Salib itulah yang membuat kedudukan gereja disana semakin lebih buruk.

3.Perang-perang Salib (±1050 –±1450) mulai di Spanyol. Disitu perang tersebut merupakan perang pembebasan; agama bukan faktor utama didalamnya. Kemudian orang-orang Eropa barat berpaling keusaha pada hemat mereka jauh lebih mulia yaitu pembebasan Tanah Suci, Palestina dari kekuasaan orang-orang Islam. Di sini faktor agama lebih tampil kemuka. Walaupun demikian, dalam babak kedua inipun Perang Salib bukanlah perang antara umat Kristen dan Umat Islam, melainkan perang antara Peranggi dan Turki. Didalamnya bercampur faktor agama dan faktor lain.

Sekitar tahun 700 dalam perang di wilayah Barat orang-orang Arab maju sampai ke Spanyol dan di Timur sampai ke Asia Kecil. Tetapi akhirnya bangsa-bangsa Kristen dapat bertahan. Sesudah tahun 950, ketika kekuasaan Arab mulai mundur kembali, penduduk Spanyol Utara dan Kekaisaran Romawi Timur mulai melancarkan serangan-serangan balasan untuk mempertahankan daerah-daerah yang telah dijajah oleh orang Arab. Serangan mereka berhasil. Sekitar tahun1085, sebagian besar wilayah Spayol sudah direbut kembali. Di Timur, Kekaisaran Romawi Timur meliputi lagi Asia Kecil dan Siria Utara.

Untuk orang-orang Romawi Timur, perang ini bukan perang agama. Gereja Ortodoks Timur tidak bersedia mengakui perang sebagai alat untuk meyebarkan agama atau untuk melawan agama lain. Ketika kaisar mengajukan untuk menghormati prajurit-prajurit yang gugur dalam pertempuran melawan Arab sebagai pembela agama Kristen, Partriark Konstantinopel menolaknya. Dalam hal ini  Gereja Ortodoks Timur setia pada ajaran Yesus Kristus dan pada tanggapan gereja lama. Yang penghabisan ini tidak suka kalau anggotanya menjadi tentara, apalagi berperang demi penyebaran agama.
Lain halnya gereja di Barat. Di Barat bangsa-bangsa German yang mendiami Eropa Barat sesudah runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat suka berperang. malah selama abad ke-10 dan Ke-11, peperangan tidak putus-putusnya merajalela di Eropa Barat. Gereja berusaha untuk menjinakkan semangat yang berapi-api itu. Tetapi sia-sia. Maka, paus-paus mencari jalan keluar; kalau penduduk Eropa Barat tidak dapat hidup tanpa berperang maka lebih baik mereka melakukan perang diluar bukan di dalam. Karena itu paus menyerukan kepada kesatria-kesatria untuk pergi membantu orang-orang Spanyol melawan penjajah Arab. Sekali lagi gereja menyesuaikan diri dengan lingkungan yang didalamnya ia hidup.

Pada akhir abad ke-11, baik khalifat Arab maupun Kekaisaran Romawi Timur terancam oleh orang-orang Turki dari Asia Tengah, yang kebanyakannya sudah masuk Islam. sama seperti bangsa-bangsa Eropa Barat pada zaman itu, mereka adalah bangsa-bangsa yang biadab, yang suka berperang. Kekaisaran di Konstantinopel meminta bala bantuan dari Eropa Barat melawan orang-orang Turki itu. Mereka datang tapi tidak hanya untuk meyelamatkan negeri Ortodoks Timur itu. Tujuan utamanya untuk merebut Tanah Suci.

Jadi, Perang Salib itu memang menpunyai latar belakang agama. Akan tetapi Kekaisaran Romawi Timur dan Khalifat Arab telah belajar untuk saling menghormati dan untuk memandang peperangan antara mereka sebagai perkara yang tidak meyangkut agama. Yang melancarkan perang agama itu ialah dua bangsa biadab, yang suka berperang, yaitu bangsa German (Peranggi) dan Turki. Watak merekalah yang menyebabkan pertikaian agama menjadi perang agama.

Prajurit barat dan Prajurit Turki

4.Setelah menderita kesukaran yang luar biasa, pasukan tentara dari Eropa Barat berhasil merebut kota Yerusalem dan daerah sekitarnya. Dari tahun 1099 sampa tahun 1187 daerah itu merupakan Kerajaan Yerusalem. Pada Tahun 1299 benteng yang terakhir di Palestina jatuh ketangan sultan Mesir.

Perjalan dari Eropa ke Palestina sangat jauh, 4000 km lebih, melalui gurun pasir dan daerah musuh. Beberapa kali tentara “salib” terancam hancur. tetapi semangat dan keberaniannya menyelamatkannya. Pada tahun1098-1099 ada terjadi peristiwa di Anthiokia, kota Siria Utara yang memperlihatkan bagaimana semangat mereka. Kota itu baru berhasil direbut setelah dikepung selama 5 bulan. Segera sesudah orang Kristen memasuki kota itu dan membunuh banyak penduduk tanpa menghiraukan agamanya, maka tibalah tentara Turki sehingga mereka sendirilah yang terkepung. Lamanya sembilan bulan, dan mereka menderita kelaparan dan penyakit. Akhirnya seorang prajurit bermimpi, bahwa Rasul Andreas datang kepadanya untuk mencari, tombak yang dipakai untuk menikam lambung Yesus (Yoh 19:34). Katanya, tombak itu dikubukan dalam gereja tertentu di Antiokhia. Setelah menemukannya maka tentara harus melakukan serangan keluar. Prajurit itu mendatangi panglimanya; Tanah di bawah gereja itu diperiksa dan digali, dan memang mereka menemukan sesuatu yang mirip dengsan sebilah tombak tua. Seluruh tentara bersorak-sorai, mereka mempersiapkan diri dengan berdoa dan berpuasa, lalu menyerang musuh diluar kota dan mereka menang.

Prajurit-pajurit Barat dalam Perang Salib

Pada tahun 1099 tentara “Salib” memasuki kota Yerusalem. Kefanatikan mereka menyebabkan mereka bertindak dengan amat kejam terhadap penduduk. Mereka berhasil merebut seluruh Palestina dan Pantai Siria lalu mendirikan disana Kerajaan Yerusalem dan beberapa negara lain. Untunglah dengan cepat mereka meninggalkan watak yang intoleren itu sehingga orang-orang Islam dan anggota-anggota berbagai gereja dapat hidup dengan tentram dalam kerajaan itu. Baik di Spanyol maupun di Palestina, orang-orang Muslim diberi status yang sama seperti yang diperoleh orang-orang Kristen dalam negara Islam.

Kerajaan Yerusalem ini dapat bertahan sampai tahun 1187 lalu ditaklukan oleh Raja Mesir, Saladin. Hanya beberapa kota pelabuhan saja yang tetap dipengang oleh orang-orang Kristen. Dari Eropa Barat datang beberapa kali raja-raja untuk menolong mereka, tetapi sia-sia. Yang terkenal diantara raja-raja itu ialah Raja Inggris, Richard Hatisinga yang dikemudian hari bersama dengan lawannya Saladin di penringati dalam banyak dongeng. Pada suatu hari dalam pertempuran kuda Richard menjadi luka. Mendengar hal itu maka Saladin mengirim seekor kuda lain kepada “musuhnya”. Pada kesempatan yang lain ketika Richard sakit demam, Saladin  mengirim kepadanya salju gunung dan buah-buahan dari wilayahnya sendiri. Sebaliknya, Richard terus mengirim kembali permaisuri Saladin yang ditangkap oleh tentaranya.

Sekalipun terjadi kesopanan semacam itu, namun peperangan berlangsung terus. Sekitar tahun 1300 Asia Barat dikuasai lagi seluruhnya oleh raja-raja Muslim.

7.Hasil Perang Salib Sebetulnya Negatif.

a).Orang-orang Kristen Pribumi menderita, sama seperti tetangganya yang Islam, karena peperangan ynag terus menerus itu. b). Perang Salib itu mendatangkan perpecahan antara Gereja Eropa Barat dan Gereja Ortodok Timur. Kekaisaran Romawi dirusak orang orang Barat, sehingga tidak dapat lagi menahan serangan orang-orang Turki. Mereka ini kemudia merebut Konstantinopel (1453) dan seluruh Eropa Tenggara termasuk Hongaria, Rumania dan Rusia Selatan (1355-1541).

b).Puluhan kota dan ratusan desa yang rusak sebagai akibat dari peperangan yang berlangsung selama 200 tahun itu. Ratusan ribu orang mati. Justru daerah-daerah Kristen di Siria yang paling menderita. Tambahan pula sikap penguasa Muslim sesudah perang salib itu tidak begitu toleran lagi.

c).Diantara kota-kota yang dirampok oleh orang-orang Barat ialah kota Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Romawi Timur yang beragama Kristen Ortodoks Timur. Orang-orang Barat membenci penduduk kekaisaran itu. Salah satu alasan, disamping alasan ekonomis, ialah bahwa Gereja Ortodoks Timur berbeda ritusnya (tata ibadahnya) dan tidak mau mengakui kekuasaan sri paus atas seluruh gereja. Akhirnya, pada tahun 1204, pasukan Barat menyerang kota yang paling besar dan kaya di dunia Kristen itu dan mereka berhasil merebutnya.Gereja dan Kekaisaran Timur hanya dapat ditaklukan untuk waktu yang singkat, tetapi kebencian antara Barat dan Timur menjadi begitu besarm sehingga kedua gereja itu saling mengutuk dan persekutuan diantaranya terputus.

d).Kekaisaran Romawi-Timur dipulihkan kembali sesudah beberapa puluh tahun. Tetapi kekaisaran itu telah menjadi lemah, sehingga tidak dapat lagi menahan serangan orang-orang Turki yang merebut Asia kecil dan Eropa Tenggara. Konstantinopel, yang selama delapan abad merupakan benteng yang tak terkalahkan melindungi Eropa jatuh pada tahun 1453. Kekuasaan orang-orang Turki memuncak sekitar tahun 1550, kemudian merosot lagi, sehingga akhirnya hanya daerah Turki sekaranglah yang tersisa. Asia Kecil menjadi daerah Islam; di Eropa Tenggara ada beberapa juta orang yang masuk agama itu, terutama di Bosnia dan Albania.

No comments:

Post a Comment